Senin, 10 Oktober 2011

sedikit tentang Vierra

Sebagai pendatang baru dalam industri musik Indonesia, band Vierra kini sudah mendapat tempat di hati banyak pendengar musik pop, terutama kaum remaja. Namun, siapa sangka, mereka pernah disambut dingin oleh para penonton ketika manggung.

"Kami pernah manggung jam dua pagi (dini hari) di sebuah klab di Bandung. Kami kira, mereka yang datang bakal heboh dan party. Tapi, ternyata, pas nonton, mereka cuma diam," kenang Widi, vokalis Vierra, ketika diwawancara sebelum naik ke atas pentas Kompas.com Music Corner, Plaza Atrium Segitiga Senen, Jakarta, Kamis (11/6).

Tak sampai di situ saja, sambutan dingin itu berlanjut hingga di ujung acara. "Gitu juga pas mereka pulang. Kami sangka, mereka bakal heboh datangin kami. Tapi, enggak tahunya, begitu bubar langsung bubar saja," sambung Widi, yang di belakang panggung ditemani oleh para personel lain Vierra--Kevin Aprilio (keyboard), Raka (gitar), dan Trian (drum).

Bagi band yang menyebut diri mereka mengusung musik power pop tersebut, apa yang menimpa mereka di Bandung itu menjadi pengalaman unik. Kini mereka hampir selalu disambut hangat oleh para penonton, termasuk ketika mereka tampil live untuk menghibur kira-kira dua ribu penonton Kompas.com Music Corner di Plaza Atrium Segitiga Senen. Ketika mereka membawakan single perdana, Dengarlah Curhatku, dari album pertama, My First Love, sebagian besar penonton, kebanyakan kaum remaja, turut bernyanyi dan bergoyang.

Vierra kini tengah berkeliling ke kota-kota besar di Jawa dalam rangka promosi album My First Love. Album itu, kata mereka, mereka garap sebaik-baiknya, tidak asal-asalan, meskipun dalam waktu yang relatif singkat. "Ketemu April 2008, langsung fokus ke rekaman. Memang kami mau langsung masuk major label (Musica Studios) dan enggak ada manggung-manggung dulu," terang Trian. "Kami suka semua aliran musik. Tapi, bikin band itu enggak bisa asal-asalan. Nah, ciri khas kami ada di power pop," sambungnya.

Untuk album My First Love, Vierra memasukkan selusin lagu dengan lirik yang diangkat dari pengalaman pribadi keempat personel yang rata-rata masih berusia di bawah 21 tahun. Trian, Raka, dan Widi mempercayakan penciptaan komposisi delapan lagu kepada Kevin, yang juga putra pasangan Addie MS, pemimpin Twilite Orchestra, dan penyanyi pop Memes. Sementara itu, komposisi empat lagu lainnya merupakan karya-karya Widi, Raka, dan Trian.

Aransemen musik mereka garap bersama. "Kami sudah bagi-bagi porsi. Misalnya, ada part yang Raka lebih menonjol, Widi lebih menonjol atau Kevin lebih menonjol. Kami bagi-bagi," tambah Trian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar